TANTANGAN HUKUM BISNIS DI ERA DIGITAL

 

HUKUM BISNIS

"TANTANGAN HUKUM BISNIS DI ERA DIGITAL"

Dosen Pengampu :  Afrida Putritama, S.E., M.Sc.Ak.

Disusun Oleh

1.      Annisa Nurfatimah F           (19803241010)

2.      Ryan Maulia Muhammad    (19803241029)

3.      Risangayu Puji Prasetya      (19803241042)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021

 

Ppt kelompok "MENGENAL AKUNTANSI"

Semoga bermanfaat

Salam Ekonom Muda
Apabila ada salah kata dalam penulisan ppt saya mohon maaf, semoga bisa menambah wawasan .
Terimakasih

Ringkasan saya mengenai materi Paradigma Sosiologi

Semoga bermanfaat
Maaf bila banyak kesalahan
Terimakasih

Yang Lalu Terkenang Putih Abu-Abu
Karya: Almareno

Tersemat hari ini yang kelak menjadi kenangan
Bersama bayangan pudar pertemanan
Selama tiga tahun dipenuhi berbagai warna
Tawa, tangis, suka, duka, juga berbagai emosi yang tak sanggup diutarakan
Sejak perkenalan pertama berbagi tawa
Perjuangan menjadi yang terbaik, tentu menjadi pengalaman bersama
Segala kemungkinan pernah menjadi angan
Segala harapan pernah menjadi topik keseharian
Pun berbagai keresahan yang beradu saat hari ini tiba,kawan

Indah, menjadi satu bentuk kenagan yang bergumul
Atas segala pertengkaran dan kerusuhan yang pernah hadir
Masa itu menjadi kenang di masa datang
Pernah saling membenci dan menjauhi
Untuk saling mendekatkan hati dikemudian hari
Ya, jangan dulu engkau berpaling
Kita akan berpisah untuk saling berbangga
Dan, sampai jumpa lagi dengan rela yang membawa kita di masa depan

Resensi Kumpulan Cerpen Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu

http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=8214&keywords=Perempuan+bawang+dan+lelaki+kayu


Judul Buku : Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu
Nama Penerbit: Lingkar Pena Publishing House
Nama Penulis : Ragdi F.Daye
Halaman : 4 meter dari pangkal (109-117)
                    Lelaki Kayu (33-43)
Isi Resensi:
    Perempuan Bawang dan lelaki kayu tidak sekedar berisi hiruk-pikuk dan sesak napas masalah-masalah sosial dang orang-orang terasing. Ia juga mengusung sejumlah cerpen yang bersifat lebih personal.
    Cerpen " Empat Meter dari Pangkal" hadir dengan warna yang berbeda cerpen ini mengusung cerita kemiskinan/penderitaan material. Bermain dengan dunia mimpi dan dunia nyata, dunia antara yang tidak memberi kejelasan dan batasan yang saklek.
     Cerpen "Lelaki Kayu" berisi cerita sunyi kebersamaan seorang laki-laki dan perempuan selama beberapa kali senja di pantai. Nuansa resah dan ngelangut di permukaan, sekaligus penuh penuh kecambuk dan tumpah ruah didalam, membentuk sebuah jalinan sederhana yang bagi saya justru lebih memukul daripada bentuk saling berlawanan lebih memukul daripada bentuk saling berlawanan secara frontal dan hingar bingar keterpurukan hidup.